3 Mei 2025 - 11:25
Siapakah Samiri dan Bagaimana Dia Menyesatkan Bani Israel?

Samiri adalah salah satu sahabat Nabi Musa (AS) yang memiliki pengetahuan luar biasa dan ilmu yang tinggi. Dia memperoleh pengetahuan spiritual dan disiplin diri melalui latihan keras dan juga menguasai ilmu-ilmu yang asing bagi banyak orang.

Kantor Berita Internasional Ahlulbait -ABNA- Samiri berasal dari salah satu suku Bani Israel yang dikenal dengan nama Samirah, yang memusuhi Tuhan dan memilih jalan kemunafikan. Pekerjaannya adalah seorang pandai emas, dan namanya adalah Mikha (atau Mikha'il). Dia adalah salah satu dari tokoh besar Bani Israel yang dikenal dengan sikapnya yang mengkhianati Nabi Musa (AS).

Penciptaan Patung Anak Sapi Emas oleh Samiri

Patung anak sapi emas, atau "Anak Sapi Harun," adalah patung yang terbuat dari emas yang dibuat oleh Samiri ketika Nabi Musa (AS) pergi ke Gunung Tur. Samiri membuat patung tersebut dan mengajak Bani Israel untuk menyembahnya. Permintaan Bani Israel kepada Nabi Musa (AS) untuk diberikan kitab dan hukum menyebabkan Nabi Musa (AS) pergi ke Gunung Tur selama 30 hari untuk beribadah. Setelah itu, Musa (AS) meninggalkan saudaranya, Harun, untuk memimpin umatnya, dan ia pergi untuk menerima wahyu Allah.

Namun, ketika Musa (AS) terlambat kembali, sebagian orang di antara Bani Israel mulai percaya bahwa Musa (AS) telah meninggal. Samiri memanfaatkan kesempatan ini untuk mengumpulkan emas dari masyarakat dan menciptakan patung anak sapi, yang kemudian dia gunakan untuk membujuk mereka untuk menyembahnya.

Perilaku Samiri Menurut Al-Qur'an

Dalam Surah Taha (ayat 85-99), Allah SWT menjelaskan secara rinci peran Samiri dalam menyesatkan Bani Israel. Allah berkata kepada Nabi Musa (AS), "Kami telah menguji umatmu [setelah kedatanganmu], dan Samiri telah menyesatkan mereka."

Beberapa orang di antara Bani Israel sebelumnya sudah memiliki kecenderungan untuk kembali kepada penyembahan berhala, yang telah terselubung oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi sejak mereka keluar dari Mesir hingga saat itu. Oleh karena itu, hanya dengan adanya ujian besar, yang muncul ketika Musa (AS) pergi ke Gunung Tur, Samiri berhasil menyesatkan mereka.

Pengakuan Samiri dan Hukuman terhadap Penyembah Anak Sapi

Ketika Musa (AS) kembali dan menanyakan kepada Samiri mengapa dia melakukan hal tersebut, Samiri menjawab, "Aku melihat apa yang mereka tidak lihat. Aku mengambil sedikit dari jejak utusan [malaikat Jibril], lalu aku melemparkannya."

Menurut sebagian tafsir, yang dimaksud dengan "utusan" dalam ayat ini adalah Malaikat Jibril, yang melewati Bani Israel ketika mereka menyeberangi laut. Samiri kemudian mengambil tanah yang berada di bawah kaki hewan yang ditunggangi oleh Jibril.

Bani Israel yang menyembah anak sapi emas kemudian dihukum dengan kemarahan dan kemurkaan Allah. Dalam Surah Al-Baqarah (ayat 54), disebutkan bahwa mereka diperintahkan untuk bertaubat dan saling membunuh satu sama lain sebagai bagian dari hukuman.

Samiri, bersama dengan para pengikutnya, dihukum dengan cara patung anak sapi dibakar dan abunya dilemparkan ke laut. Pembunuhan terhadap penyembah anak sapi itu mencakup anggota keluarga dan kerabat mereka.

Pandangan Para Ulama

Beberapa ulama, seperti Ayatullah Makarem Shirazi, berpendapat bahwa hukuman ini tidak memiliki contoh serupa dalam sejarah para nabi. Tafsiran lain menyatakan bahwa hukuman ini adalah bentuk ekstrem dari taubat, di mana para penyembah anak sapi diminta untuk melakukan tindakan yang menggambarkan penyesalan yang sangat dalam.

Menurut Syaikh Muhammad Taqi al-Mudarris, penyembahan anak sapi oleh Bani Israel disebabkan oleh pengaruh budaya mereka yang tetap mempertahankan sifat penyembahan berhala meskipun mereka telah mengikuti perjuangan Nabi Musa (AS) melawan Firaun.

Referensi:

  1. Bihar al-Anwar, Jilid 13, hal. 244

  2. Encyclopedia of Qur'anic Studies, Khormashahi, Jilid 2, hal. 1181

  3. Tafsir al-Mizan, Jilid 16, hal. 211

  4. Al-Qur'an, Surah Taha, Ayat 96

  5. Mafatih al-Ghayb, Jilid 22, hal. 95

  6. Tafsir al-Namuneh, Jilid 13, hal. 285-286

  7. Tafsir al-Namuneh, Jilid 1, hal. 255

  8. Surah Al-Baqarah, Ayat 54

  9. Tafsir al-Safi, Feiz Kashani, Jilid 1, hal. 132

  10. Tafsir al-Namuneh, Jilid 1, hal. 256

  11. Tafsir al-Namuneh, Jilid 1, hal. 255

  12. Tafsir al-Namuneh, Jilid 1, hal. 256

  13. Amali, Jilid 2, hal. 372

  14. Mudarris, Min Hadi al-Qur'an, Jilid 3, hal. 450

Your Comment

You are replying to: .
captcha